Jumat, 01 April 2016

Tugas Bahasa Indonesia Pertemuan Pertama Softskill




Desy Ambarwati
12213232
3EA29

I.      Penalaran 
Adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1.     Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2.     Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan
perasaan atau pengalman.
3.     Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
 Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu : 
1.  dilakukan dengan sadar
2.  didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris nasional

Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a)      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b)      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c)      kesalahan analogi.
2.   Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a)      kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b)      kesalahan karena adanya term keempat;
c)      kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d)      kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1.      Gagasan,
2.      pikiran,
3.      kepercayaan,
4.      simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.

Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.


Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·      Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·      Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Penaralan INDUKTIF
 
           Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 

Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Macam – Macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induksi :
a.      Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

Contoh generalisasi :
Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

 Macam – macam generalisasi : ·       
·           Generalisasi sempurna
     Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
·           Generalisasi tidak sempurna
      Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.

b.     Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.

Contoh Analogi:
·         Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
·         Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
·         Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.

c. Hubungan akibat sebab Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
·         Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran diibukota.

 Penalaran DEDUKTIF
            Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
 Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam – Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b.     Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

II.       Metode Ilmiah
METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah cara khusus memecahkan masalah dengan upaya membantu meningkatkan kesejahteraan manusia melalui langkah-langkah yang teratur, sistematis, dan terkontrol. Langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut :
  1. Merumuskan Masalah,
  2. Mengumpulkan Keterangan,
  3. Menyusun Hipotesis,
  4. Melakukan Eksperimen,
  5. Menarik Kesimpulan: jika kesimpulan mendukung hipotesis, hipotesis diterima sementara. Tetapi jika kesimpulan tidak mendukung hipotesis, hipotesis ditolak.
  6. Menguji Kesimpulan, prinsip, teori dengan Eksperimen,
  7. Merumuskan hukum, konsep dan membuat Laporan Ilmiah/Laporan Praktikum.
Langkah 5 dan 6 dilakukan untuk menguji kebenaran dari kesimpulan. Jika dilakukan berulang-ulang hasilnya tetap sama, maka kesimpulan tadi dianggap sebagai teori atau hukum karena sudah benar dan terbukti.

v  LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan praktikum adalah laporan yang berisi hasil dari praktikum. Isi dari laporan praktikum adalah sebagai berikut:
  1. Rumusan Masalah/Judul Praktikum
  2. Hipotesis
  3. Alat dan Bahan
  4. Langkah Kerja/Prosedur Percobaan
  5. Variabel
  6. Data/Hasil pengamatan
  7. Kesimpulan

  Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah suatu permasalahan yang ingin dibuktikan atau diteliti kebenarannya. Rumusan masalah yaitu judul praktikumnya atau inti dari praktikum yang ditanyakan. Contoh: 
  • Bagaimana pengaruh volume pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan kecamba tanaman kacang hijau?
Catatan: dalam rumusan masalah wajib terdiri dari variabel bebas (VB), variabel terikat (VT), dan variabel kontrol (VK).

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara/dugaan sementara terhadap suatu masalah karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Contoh: pengaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan kecamba tanaman kacang hijau berdampak positif sehingga tanaman tersebut menjadi lebih subur.
 Alat dan Bahan
  1. Alat merupakan barang-barang yang digunakan dalam suatu percobaan. Berikut alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan.
·           Botol bekas potong menjadi 2 bagian dan yang digunakan yaitu pada bagian bawah botol, jangan lupa diberi lubang dan diberi tanda agar dapat dibedakan.
·         Penggaris
  1. Bahan merupakan barang yang digunakan dalam suatu percobaan. Berikut bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
·           Biji kacang hijau
·           Air bekas cucian beras
·           Air murni
·           Pasir/media

Langkah Kerja/Prosedur Percobaan
Langkah kerja yaitu langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam suatu praktikum. Langkah kerja dibuat sedetail mungkin untuk memperjelas apa yang dilakukan selama praktikum dimulai. Berikut ini langkah-langkahnya:
1.  Siapkan alat dan bahan
2.  Masukkan pasir ½ dari media, setelah itu lubangi pasir dan masukkan biji kacang hijau dengan jenis, kualitas, serta jumlah kacang hijau yang sama.
3.  Tutup kembali dengan pasir
4.  Siram tanaman A dan B dengan air cucian beras. Sedangkan C dengan air murni dengan volume yang sama. Tanaman A disiram 1 kali, tanaman B disiram 2 kali, sedangkan tanaman C disiram dengan air murni.
5.  Kontrol pertumbuhan dan perkembangan kecamba tanaman biji kacang hijau stiap hari.


Variabel
Variabel adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan praktikum. Ada 3 jenis variabel, yaitu:
  • Variabel Bebas (VB), adalah variabel  yang mempengaruhi variabel lain. Contoh: penyiraman air cucian beras.
  • Variabel Terikat (VT), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Contoh: pertumbuhan kecamba atau pesatnya pertumbuhan kecamba tanaman kacang hijau.
  • Variabel Kontrol (VK), adalah varibel yang diketahui dan dilakukan sama. Contoh: banyaknya biji kacang hijau, jenis dan kualitas kacang hijau, pasir/media, botol bekas, banyaknya volume air yang akan disiramkan.
Catatan: setiap variabel bebas selalu dilengkapi dengan kontrol, artinya dilakukan satu buah percobaan dengan kadar nol. Contohnya: dalam praktikum volume penyiraman air cucian beras dan air murni terhadap kecamba tanaman kacang hijau.

Data/Hasil pengamatan
  • 1.  Hari 1 percobaan masih tetap karna baru menanam.
  • 2.  Hari 2 tanaman kecambah A, B, dan C akarnya mulai tumbuh dan kecamba muda sudah mulai tampak. Sedangkan tanaman C belum tampak tunasanya.tetapi yang paling menonjol yaitu tanaman B terlihat lebih subur dan pertumbuhannya lebih cepat.
  • 3.  Hari ke 3 pertumbuhan tanaman A sudah berdaun dengan tinggi tanaman 5cm, tanaman B sudah berdaun dengan tinggi tanaman 7cm, tanaman C sudah berdaun dengan tinggi 3cm.
  • 4.  Hari ke 4, 5, 6 rata-rata tinggi tanaman bertambah 2cm per hari tanaman A dengan tinggi 11cm, tanaman B paling subur dengan tinggi 13cm, tanaman C dengan tinggi 9cm dengan batang lebih kecil dari tumbuhan A dan B.
Analisa/kesimpulan
Kesimpulan yaitu inti akhir dari praktikum yang dapat dipetik oleh praktikan. Jika kesimpulan mendukung hipotesis, hipotesis diterima, jika kesimpulan tidak mendukung hipotesis, hipotesis ditolak. Contohnya: Pengaruh air cucian beras sangar baik dan direspon positif terhadap tumbuhan kecamba tanaman kacang hijau dapat membuat tanaman tersebut lebih subur.

III.    Perbedaan Karya Ilmiah dan Non Ilmiah
v  KARYA ILMIAH 
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Menurut pengertian lain karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Karya ilmiah mempunyai 3 ciri yaitu :
1.      Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Artinya sesuai dengan objek yang diteliti.
2.      Bersifat metodis dan sistematis.
3.      Menggunakan ragam bahasa ilmiah yang baku dan formal, bahasanya bersifat lugas agar tidak 
4.           Menimbulkan penafsiran dan makna ganda.
 Macam-macam Karya Ilmiah :
a)   Karya Ilmiah Pendidikan Karya Ilmiah pendidikan digunakan untuk tugas meresume  pelajaran, serta persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan, karya ilmiah terdiri dari :
1.      Paper ( Karya Tulis)
  1. Pra SkripsiSkripsi yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
  2. Thesis yaitu karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
  3. Disertasi yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
b)      Karya Ilmiah Penelitian Karya ilmiah penelitian terdiri dari:
  1. Makalah seminar
  2. Laporan hasil penelitian
  3. Jurnal Penelitian
Contoh karya tulis ilmiah
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ANAK MENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI DESA TAJUK, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG
Abit Mawan Dayoko, Ns. Sakti Oktaria Batubara S.Kep., M.Kep
Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga


Absrak
Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang terletak di lereng gunung merbabu dengan ketinggian 1500 - 1737m diatas permukaan laut. Kota terdekat adalah Salatiga dengan jarak kurang lebih 60 km. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Desa tajuk yang memiliki 13 dusun ini hanya memiliki tiga Sekolah Dasar yaitu SD Negri 1 Tajuk, SD Kristen Karmel 1 Ngaduman dan MI. Rata-rata pendidikan terahir masyarakat Tajuk adalah Sekolah  Dasar. Jarak SD/MI ini cukup jauh dari kota dan minim fasilitas pendidikan sehingga menimbulkan rendahnya pendidikan pada sejumlah masyarakat.
Peran wanita selain sebagai ibu rumah tangga yang harus merawat anak. Pada kondisi rendahnya pendidikan dan informasi cara merawat anak mengakibatkan sebanyak 26,4% dengan jumlah 73 anak balita di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang menderita Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA). Dari data yang tercatat oleh bidan Desa Tajuk sejak bulan Oktober hingga Januari, ISPA selalu menduduki peringkat teratas dalam 10 besar penyakit yang diderita masyarakat Desa Tajuk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu yang anaknya menderita ISPA. Populasi penelitian adalah Ibu yang memiliki anak usia 1 bulan hingga 5 tahun di Desa Tajuk. Sampel penelitian dipilih menggunakan total sampling sebesar 73 orang.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 73 responden menunjukkan bahwa sebanyak 58 orang (79,5 %) responden berpengetahuan kurang. Sedangkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (20,5%). Hal ini kemugkinan besar diakibatkan rendahnya pendidikan responden yaitu SD 64 orang (87,67%) tidak sekolah 4 orang (5,48%) dan yang lainnya SMP dan SMA.
v  KARYA NON ILMIAH
Karya non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subjektif, gaya bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagainya.

Ciri-ciri Karya Non Ilmiah:
  1. Bersifat persuasif
  2. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
  3. Fakta yang disimpulkan subyektif
  4. 4Bersifat imajinatif
  5. Gaya bahasa konotatif dan populer
  6. Situasi didramatisir
  7. tidak memuat hipotesis
  8. Penyajian dibarengi dengan sejarah

Contoh karya non ilmiah
Ayo Jangan Malas Cuci Tangan

Menjaga kesehatan tubuh bisa dimulai dari hal-hal yang paling sderhana. Mencuci tangan misalnya. Mulai sekarang jadikan cuci tangan sebagai bagian dari gaya hidup Anda.
Tangan adalah organ tubuh yang paling vital untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Dari tangan inilah akan tercipta karya-karya indah. Namun, dari tangan jugalah berbagai penyakit bisa menular.
Tanpa disadari aktivitas sehari-hari membuat tangan selalu bersentuhan dengan benda-benda, mulai pulpen, keyboard computer, gagang pintu dan benda-benda lain. Semenara itu, kita tidak pernah tahu, apakah benda-benda yang kita pegang tersebut bebas kuman dan virus?
Nah, untuk mencegah bakteri atau virus berpindah ke dalam tubuh, ada baiknya lakukan cui tangan, khususnya sebelum dan sesudah makan. Ditengah maraknya berbagai virus baru belakangan ini, cuci angan menjadi salah satu senjata dasar untuk mengatasinya.
Manfaat cuci tangan untuk kesehatan memang sudah diakui. Namun, masih banyak orang yang enggan melakukannya. Padahal, seiring aktivitas yang Anda lakukan, tangan pun akan dipenuhi kuman, bakteri, dan virus yang sudah siap memasuki tubuh Anda.
Tak harus masuk melalui mulut, tapi bisa melalui mata atau hidung. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan, termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa  kelainan system pencernaan seperti diare.
Cuci tangan juga diwajibkan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama sebelum dan secepatnya setelah memegang daging mentah, ayam atau ikan. Mencuci tangan juga menjadi sangat penting sebelum makan, setelah menyentuh hidung, setelah batuk  atau bersin ke tangan, sebelum atau setelah menangani luka atau sayatan, sebelum atau sesudah menyentuh orang sakit atau terluka.
Dan yang tidak kalah penting adalah setelah menangani sampah. Mencuci tangan dapat mencegah sakit pada anak. Utuk itu, biasakan cuci tangan pada anak sejak dini. Untuk membiasakan anak mencuci tangan, berikan contoh. Cucilah tangan bersama anak.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar