Desy Ambarwati
12213232
3EA29
I.
Penalaran
Adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Melalui
proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi,
hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh
kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain,
penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik
kesimpulan.
Menurut tim balai pustaka istilah penalaran
mengandung tiga pengertian diantaranya:
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris nasional
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris nasional
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a) kesalahan
karena generalisasi yang terlalu luas,
b) kesalahan
penilaian hubungan sebab-akibat,
c) kesalahan
analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a) kesalahan
karena premis mayor tidak dibatasi;
b) kesalahan
karena adanya term keempat;
c) kesalahan
karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d) kesalahan
karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan
boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah
nalar :
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan yang
salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan,
disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang
kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses
penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis
kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang
merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal.
Gagasan,
pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut
sebagai salah nalar.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu
adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran
dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
· Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang
memang salah.
· Dalam penalaran,
pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal
berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan
berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan
sebagai premis tepat.
Penaralan INDUKTIF
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Macam – Macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induksi :
a. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Ada 3 jenis penalaran induksi :
a. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh generalisasi :
Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
Macam – macam generalisasi : ·
·
Generalisasi
sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
·
Generalisasi tidak
sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
b. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:
·
Kita banyak tertarik dengan planel
mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi
anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi.
Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada.
Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi.
Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
·
Jika dipanaskan, logam memuai. Jika
ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup.
·
Untuk menjadi seorang penari
professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya
dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi
dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang
penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.
c. Hubungan akibat sebab Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan
bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak
menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
Contoh :
·
Masalah
pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah,
seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana
ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan
pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena
dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga
harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM
menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran diibukota.
Penalaran DEDUKTIF
Penalaran
Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut
dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam – Macam Penalaran
Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
II.
Metode
Ilmiah
METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah cara khusus memecahkan masalah
dengan upaya membantu meningkatkan kesejahteraan manusia melalui
langkah-langkah yang teratur, sistematis, dan terkontrol. Langkah-langkah
metode ilmiah sebagai berikut :
- Merumuskan Masalah,
- Mengumpulkan Keterangan,
- Menyusun Hipotesis,
- Melakukan Eksperimen,
- Menarik Kesimpulan: jika kesimpulan mendukung hipotesis, hipotesis diterima sementara. Tetapi jika kesimpulan tidak mendukung hipotesis, hipotesis ditolak.
- Menguji Kesimpulan, prinsip, teori dengan Eksperimen,
- Merumuskan hukum, konsep dan membuat Laporan Ilmiah/Laporan Praktikum.
Langkah 5 dan 6 dilakukan untuk menguji kebenaran dari kesimpulan. Jika
dilakukan berulang-ulang hasilnya tetap sama, maka kesimpulan tadi dianggap
sebagai teori atau hukum karena sudah benar dan terbukti.
v LAPORAN
PRAKTIKUM
Laporan praktikum adalah laporan yang berisi hasil dari praktikum. Isi
dari laporan praktikum adalah sebagai berikut:
- Rumusan Masalah/Judul Praktikum
- Hipotesis
- Alat dan Bahan
- Langkah Kerja/Prosedur Percobaan
- Variabel
- Data/Hasil pengamatan
- Kesimpulan
Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah suatu permasalahan yang ingin dibuktikan atau
diteliti kebenarannya. Rumusan masalah yaitu judul praktikumnya atau inti dari
praktikum yang ditanyakan. Contoh:
- Bagaimana pengaruh volume pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan kecamba tanaman kacang hijau?
Catatan:
dalam rumusan masalah wajib terdiri dari variabel bebas (VB), variabel terikat
(VT), dan variabel kontrol (VK).
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara/dugaan sementara terhadap suatu masalah karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis merupakan jawaban sementara/dugaan sementara terhadap suatu masalah karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Contoh: pengaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan kecamba
tanaman kacang hijau berdampak positif sehingga tanaman tersebut menjadi lebih
subur.
Alat dan Bahan
- Alat merupakan barang-barang yang digunakan dalam suatu percobaan. Berikut alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan.
·
Botol bekas potong menjadi 2 bagian dan yang
digunakan yaitu pada bagian bawah botol, jangan lupa diberi lubang dan diberi
tanda agar dapat dibedakan.
·
Penggaris
- Bahan merupakan barang yang digunakan dalam suatu percobaan. Berikut bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
·
Biji kacang hijau
·
Air bekas cucian beras
·
Air murni
·
Pasir/media
Langkah Kerja/Prosedur Percobaan
Langkah kerja yaitu langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam suatu
praktikum. Langkah kerja dibuat sedetail mungkin untuk memperjelas apa yang
dilakukan selama praktikum dimulai. Berikut ini langkah-langkahnya:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan pasir ½ dari media,
setelah itu lubangi pasir dan masukkan biji kacang hijau dengan jenis,
kualitas, serta jumlah kacang hijau yang sama.
3.
Tutup
kembali dengan pasir
4. Siram tanaman A dan B dengan air
cucian beras. Sedangkan C dengan air murni dengan volume yang sama. Tanaman A
disiram 1 kali, tanaman B disiram 2 kali, sedangkan tanaman C disiram dengan
air murni.
5.
Kontrol
pertumbuhan dan perkembangan kecamba tanaman biji kacang hijau stiap hari.
Variabel
Variabel adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan praktikum.
Ada 3 jenis variabel, yaitu:
- Variabel Bebas (VB), adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Contoh: penyiraman air cucian beras.
- Variabel Terikat (VT), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Contoh: pertumbuhan kecamba atau pesatnya pertumbuhan kecamba tanaman kacang hijau.
- Variabel Kontrol (VK), adalah varibel yang diketahui dan dilakukan sama. Contoh: banyaknya biji kacang hijau, jenis dan kualitas kacang hijau, pasir/media, botol bekas, banyaknya volume air yang akan disiramkan.
Catatan: setiap variabel bebas selalu dilengkapi dengan kontrol, artinya
dilakukan satu buah percobaan dengan kadar nol. Contohnya: dalam praktikum
volume penyiraman air cucian beras dan air murni terhadap kecamba tanaman
kacang hijau.
Data/Hasil pengamatan
- 1. Hari 1 percobaan masih tetap karna baru menanam.
- 2. Hari 2 tanaman kecambah A, B, dan C akarnya mulai tumbuh dan kecamba muda sudah mulai tampak. Sedangkan tanaman C belum tampak tunasanya.tetapi yang paling menonjol yaitu tanaman B terlihat lebih subur dan pertumbuhannya lebih cepat.
- 3. Hari ke 3 pertumbuhan tanaman A sudah berdaun dengan tinggi tanaman 5cm, tanaman B sudah berdaun dengan tinggi tanaman 7cm, tanaman C sudah berdaun dengan tinggi 3cm.
- 4. Hari ke 4, 5, 6 rata-rata tinggi tanaman bertambah 2cm per hari tanaman A dengan tinggi 11cm, tanaman B paling subur dengan tinggi 13cm, tanaman C dengan tinggi 9cm dengan batang lebih kecil dari tumbuhan A dan B.
Analisa/kesimpulan
Kesimpulan yaitu inti akhir dari praktikum yang dapat dipetik oleh praktikan. Jika kesimpulan mendukung hipotesis, hipotesis diterima, jika kesimpulan tidak mendukung hipotesis, hipotesis ditolak. Contohnya: Pengaruh air cucian beras sangar baik dan direspon positif terhadap tumbuhan kecamba tanaman kacang hijau dapat membuat tanaman tersebut lebih subur.
Kesimpulan yaitu inti akhir dari praktikum yang dapat dipetik oleh praktikan. Jika kesimpulan mendukung hipotesis, hipotesis diterima, jika kesimpulan tidak mendukung hipotesis, hipotesis ditolak. Contohnya: Pengaruh air cucian beras sangar baik dan direspon positif terhadap tumbuhan kecamba tanaman kacang hijau dapat membuat tanaman tersebut lebih subur.
III. Perbedaan
Karya Ilmiah dan Non Ilmiah
v KARYA ILMIAH
Karya
ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper)
adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Menurut pengertian lain karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi
penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan
sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi
penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Karya ilmiah mempunyai 3 ciri yaitu
:
1.
Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Artinya sesuai dengan objek yang diteliti.
2.
Bersifat
metodis dan sistematis.
3.
Menggunakan
ragam bahasa ilmiah yang baku dan formal, bahasanya bersifat lugas agar
tidak
4.
Menimbulkan
penafsiran dan makna ganda.
Macam-macam Karya Ilmiah :
a)
Karya Ilmiah Pendidikan Karya Ilmiah
pendidikan digunakan untuk tugas meresume
pelajaran, serta persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan, karya
ilmiah terdiri dari :
1.
Paper
( Karya Tulis)
- Pra SkripsiSkripsi yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
- Thesis yaitu karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
- Disertasi yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
b)
Karya Ilmiah Penelitian Karya ilmiah
penelitian terdiri dari:
- Makalah seminar
- Laporan hasil penelitian
- Jurnal Penelitian
Contoh karya tulis ilmiah
GAMBARAN
PENGETAHUAN IBU DENGAN ANAK MENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
(ISPA) DI DESA TAJUK, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG
Abit
Mawan Dayoko, Ns. Sakti Oktaria Batubara S.Kep., M.Kep
Prodi
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas
Kristen Satya Wacana
Jl.
Diponegoro 52-60 Salatiga
Absrak
Desa Tajuk Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang terletak di lereng gunung merbabu dengan ketinggian
1500 - 1737m diatas permukaan laut. Kota terdekat adalah Salatiga
dengan jarak kurang lebih 60 km. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani.
Desa tajuk yang memiliki 13 dusun ini hanya memiliki tiga Sekolah Dasar yaitu
SD Negri 1 Tajuk, SD Kristen Karmel 1 Ngaduman dan MI. Rata-rata pendidikan
terahir masyarakat Tajuk adalah Sekolah Dasar. Jarak SD/MI ini cukup
jauh dari kota dan minim fasilitas pendidikan sehingga menimbulkan rendahnya
pendidikan pada sejumlah masyarakat.
Peran wanita selain sebagai
ibu rumah tangga yang harus merawat anak. Pada kondisi rendahnya pendidikan dan
informasi cara merawat anak mengakibatkan sebanyak 26,4% dengan jumlah 73 anak
balita di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang menderita Infeksi
Saluran pernapasan Akut (ISPA). Dari data yang tercatat oleh bidan Desa Tajuk
sejak bulan Oktober hingga Januari, ISPA selalu menduduki peringkat teratas
dalam 10 besar penyakit yang diderita masyarakat Desa Tajuk.
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu yang anaknya menderita ISPA.
Populasi penelitian adalah Ibu yang memiliki anak usia 1 bulan hingga 5 tahun
di Desa Tajuk. Sampel penelitian dipilih menggunakan total sampling sebesar 73
orang.
Hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 73 responden menunjukkan bahwa sebanyak 58 orang (79,5 %)
responden berpengetahuan kurang. Sedangkan responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 15 orang (20,5%). Hal ini kemugkinan besar diakibatkan rendahnya
pendidikan responden yaitu SD 64 orang (87,67%) tidak sekolah 4 orang (5,48%)
dan yang lainnya SMP dan SMA.
v KARYA
NON ILMIAH
Karya non ilmiah sangat bervariasi
topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis
berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subjektif, gaya bahasanya bisa
konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular. Satu ciri yang pasti
ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan
itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur
seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagainya.
Ciri-ciri Karya Non Ilmiah:
- Bersifat persuasif
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- 4Bersifat imajinatif
- Gaya bahasa konotatif dan populer
- Situasi didramatisir
- tidak memuat hipotesis
- Penyajian dibarengi dengan sejarah
Contoh
karya non ilmiah
Ayo Jangan
Malas Cuci Tangan
Menjaga
kesehatan tubuh bisa dimulai dari hal-hal yang paling sderhana. Mencuci tangan
misalnya. Mulai sekarang jadikan cuci tangan sebagai bagian dari gaya hidup
Anda.
Tangan
adalah organ tubuh yang paling vital untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Dari tangan inilah akan tercipta karya-karya indah. Namun, dari tangan jugalah
berbagai penyakit bisa menular.
Tanpa
disadari aktivitas sehari-hari membuat tangan selalu bersentuhan dengan
benda-benda, mulai pulpen, keyboard computer, gagang pintu dan benda-benda
lain. Semenara itu, kita tidak pernah tahu, apakah benda-benda yang kita pegang
tersebut bebas kuman dan virus?
Nah,
untuk mencegah bakteri atau virus berpindah ke dalam tubuh, ada baiknya lakukan
cui tangan, khususnya sebelum dan sesudah makan. Ditengah maraknya berbagai
virus baru belakangan ini, cuci angan menjadi salah satu senjata dasar untuk
mengatasinya.
Manfaat
cuci tangan untuk kesehatan memang sudah diakui. Namun, masih banyak orang yang
enggan melakukannya. Padahal, seiring aktivitas yang Anda lakukan, tangan pun
akan dipenuhi kuman, bakteri, dan virus yang sudah siap memasuki tubuh Anda.
Tak
harus masuk melalui mulut, tapi bisa melalui mata atau hidung. Penyakit infeksi
umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan, termasuk demam biasa (common
cold), flu dan beberapa kelainan system pencernaan seperti diare.
Cuci
tangan juga diwajibkan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama sebelum
dan secepatnya setelah memegang daging mentah, ayam atau ikan. Mencuci tangan
juga menjadi sangat penting sebelum makan, setelah menyentuh hidung, setelah
batuk atau bersin ke tangan, sebelum atau setelah menangani luka atau
sayatan, sebelum atau sesudah menyentuh orang sakit atau terluka.
Dan
yang tidak kalah penting adalah setelah menangani sampah. Mencuci tangan dapat
mencegah sakit pada anak. Utuk itu, biasakan cuci tangan pada anak sejak dini.
Untuk membiasakan anak mencuci tangan, berikan contoh. Cucilah tangan bersama
anak.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar